Awal minggu di bulan Agustus ini mengapa terasa lama ya? Apakah kamu merasakan hal yang sama? Di mana suatu momen dalam hari-hari tertentu. Atau hari-hari dalam bulan terasa berjalan lebih lama dari biasanya. Menurut kamu, mengapa hal itu bisa terjadi? Atau kenapa biasanya kamu merasakan hal seperti itu?
Kalau aku, biasa merasakan hari-hari lebih lama dari biasanya karena banyaknya tugas atau pekerjaan yang harus dituntaskan. Terkadang perasaan itu muncul karena aku merasa jenuh pada sesuatu hal. Bila itu dibiarkan, bisa jadi hati merasa tidak tenang. Tentu saja bisa jadi beban pikiran.
Jadi, kalau kamu merasakan hal-hal seperti itu juga, yuk coba cari cara keluar dari zona ketidaknyamanan. Jangan biarkan berlarut dan mengganggu aktivitas bahkan kesehatanmu. Inilah yang aku juga coba lakukan di sela kesuntukanku.
Serasa angin segar yang berhembus. Kesejukan datang di bulan Agustus yang dikenal cukup panas dari bulan-bulan sebelumnya. Rasa itu kudapatkan salah satunya dengan menulis ini. Saat momen yang tepat, ketika mbak Marita menyampaikan materi tentang ‘User Persona dan Emphaty Map’.
Setelah mempelajari materi yang diberikan, pikiranku jadi tersegarkan dengan sesuatu yang berbeda. Ialah membayangkan seseorang yang menjadi pembaca di blogku. Jujur aku masih meraba-raba. Tapi aku terpikirkan memanggil mereka dengan julukan, “edukers”. Julukan edukers muncul untuk menyapa ia yang memiliki ketertarikan (interest) pada bidang edukasi, serta memiliki kepedulian (cares) dalam hal tersebut. Jadilah julukan “edukers” akan aku gunakan sebagai sapaan kesayangan untuk kawan pembaca nanti.
Tentunya para edukers berasal dari berbagai latar belakang dan kepribadian yang berbeda-beda. Namun, untuk mewakilinya aku harus membayangkan persona dari edukers secara umum. Nah, ini menjadi tantangan baru buatku. Karena ya pembacaku pun belum banyak. Sehingga aku perlu mencari dan memikirkan lebih dulu tentangnya.
Tentang User Persona
Untuk menemukan ia sosok yang menjadi pembaca tulisanku, aku perlu waktu hingga artikel ini selesai cukup terlambat dari biasanya. Dua hari dua malam aku bayangkan. Serupa mengenang masa jomlo yang membayangkan siapa jodohku saja rasanya.
Aku coba buka dasboard. Coba tengok stats. Aku scroll coment. Semua itu untuk menemukan sosok pembacaku.
Sayangnya aku tidak memiliki bayangan apapun. Kendati demikian, aku jadi sedikit mendapatkan ilham tentangnya. Dari beberapa pembaca tulisanku, memang kalangan bunda Siti Hawa mendominasi. Tampaknya tidak ada laki-laki yang pernah berkunjung ya hehe.
Setidaknya aku sudah bisa mengerucutkan sosoknya sebagai seorang perempuan. Karena ia suka membaca tulisan tentang pendidikan dan peduli akan sesama, aku pikir dia berjiwa sosial tinggi pula.
Kemudian aku membayangkan sosoknya ialah seorang yang sederhana. Tak banyak bersolek, tapi tetap manis dan menyenangkan dipandang. Bolehlah ia disebut sebagai sosok yang ‘ayu’. Karena meski ia tak cantik paripurna, tapi penampilannya santun nan rapi.
Sebagai sosok perempuan yang selalu menjaga dirinya dengan baik, ia pun menggunakan kerudung rapi menutup dadanya. Kendati penampilannya sederhana, tapi lingkup sosialisasinya tidak bisa dibilang sama begitu juga. Karena ia tipikal manusia yang suka berkawan dengan siapa saja dan ramah tentunya.
Gambaran sosok seperti ini mengingatku pada seseorang yang kukenal di awal tahun perkuliahan. Seorang kakak senior yang terpaut dua tahun lebih tua dariku. Bagiku namanya cantik dan sangat pantas untuknya. Ia biasa kupanggil ‘Mbak Karina’.
Profil Diri Mbak Karina
Nama: Karina
Usia: 30 tahun
Asal: Surakarta
Status: Menikah
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir: Sarjana Pendidikan Biologi
Hobi: Mengajar, Memasak, dan Membaca
Minat: Ikut kegiatan sosial, pendidikan, dan parenting
Deskripsi Mbak Karina
Saat masih mahasiswa, ia merupakan perempuan yang merantau ke Surakarta untuk menimba ilmu. Meski jauh dari keluarga, ia bertekad menghabiskan waktu mudanya dengan maksimal. Ia mengikuti berbagai kegiatan lembaga amal, zakat, infaq sedekah (LAZIS), tim SAR kampus, juga menjadi pembimbing adik tingkatnya.Kesibukannya itu telak membuat ia jarang mudik, meskipun libur semester cukup lama. Ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk aktivitas bermanfaat agar memperoleh pengalaman yang bermakna.
Sebagai seorang perempuan yang telah cukup aktif berkontribusi dalam kegiatan yang positif sejak muda, semangatnya terus membara. Kini, saat ia berstatus sebagai ibu Mbak Karina ingin mendampingi tumbuh kembang anaknya dengan baik.
Meskipun ia tidak menjadi guru di sekolah formal, tapi ia mengamalkan ilmunya semasa kuliah untuk anaknya dan anak-anak di sekitar rumahnya. Ia aktif sebagai pengajar taman pendidikan Al Qur’an (TPQ).
Aktivitas sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga membersamai suami dan anaknya sepenuh hati. Ia mendidik anaknya untuk belajar agama, terbiasa membacakan dongeng, dan mengajarkan banyak hal.
Di sela waktunya sebagai ibu rumah tangga, ia juga terlibat dalam kegiatan dan usaha sosial. Ia dipercaya sebagai pengurus lembaga amal di daerahnya. Dengan amanah yang dipegangnya, biasanya mbak Karina akan menyusun program-program yang bermanfaat untuk masyarakat. Program yang dibuat mbak Karina juga berkaitan dengan pendidikan. Seperti mengajar ngaji bagi anak-anak di sekitarnya atau di daerah lainnya.
Pola Pikir Mbak Karina
Menekuni dunia pendidikan dan berkecimpung dalam berbagai kegiatan sosial merupakan minatnya. Selama ini ia mendapatkan pembelajaran bermakna dari berbagai pengalaman yang telah dilalui.
Hal itu berawal dari inspirasi yang diperolehnya pada sosok perempuan hebat seperti Khadijah binti Khuwailid, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan Fatimah binti Muhammad SAW. Mereka ialah sosok perempuan hebat yang bisa berkontribusi dengan baik meskipun dari balik rumah (sebagai ibu rumah tangga). Ia percaya, perempuan juga bisa beramal, berkarya, dan berkontribusi bagi kemaslahatan umat. Hidup ialah meraih sebanyak-banyaknya keberkahan dengan memperhatikan sesama.
Sebagai seorang perempuan yang berdaya. Menurut Mbak Karina tetap penting menjaga diri dalam kesantunan, adab baik, serta berpenampilan layaknya muslimah. Dengan penampilan diri yang tertutup kerudung, bukan berarti pemikiran dan pergerakan juga tertutup. Namun, justru memberikan kesempatan untuk bergerak dalam kebaikan lebih luas. Ia juga menjadikan berbagai pilihan hidupnya sebagai cara dan jalan untuk berdakwah.
Keseharian Mbak Karina
Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga baginya profesi utama. Mbak Karina akan bangun lebih awal untuk menyiapkan segala keperluan keluarga. Sebelum subuh, ia akan memulai hari dengan membersihkan rumah diselingi dengan memasak.
Saat waktu subuh, ia akan membangunkan suami dan anaknya untuk sholah berjamaah. Lantas membantu mereka mempersiapkan diri memulai hari.
Jika aktivitas rumah tangga telah selesai. Mbak Karina akan melakukan aktivitas lainnya seperti mengerjakan tugas pekerjaan, membaca, atau menjalankan hobi.
Terkadang di sela aktivitasnya, Mbak Karina akan menyempatkan diri untuk hadir di kajian. Mungkin juga di acara-acara yang membantunya mengaktualisasikan diri. Karena ia senang berdiskusi dan bertemu dengan perempuan berdaya lainnya.
Impian Mbak Karina
Sebagai ibu rumah tangga yang ingin sepenuhnya mendampingi anak dan suami, mbak Karina memiliki impian agar bisa membersamai keluarga. Ia juga ingin berperan bagi kebermanfaatan umat. Kelak Mbak Karina juga ingin punya lembaga sosialnya sendiri. Misal membangun sekolah berbasis ajaran Islam untuk anak-anak yang membutuhkan.
Tidak hanya impian itu saja, ia juga ingin suatu saat bisa umroh sekeluarga. Atau setiap tahunnya bisa berkunjung ke daerah lain sebagai sarana belajar serta membangun momen berarti.
Begitulah gambaranku tentang Mbak Karina. Seseorang yang terlihat santun, sederhana, suka berdiskusi, pembelajar, dan selalu ingin memberikan manfaat bagi umat. Mbak Karina memang dikenal sebagai orang yang baik dan ramah. Ia mudah akrab dan bisa berkawan dengan baik pada siapa saja.
Wah sosok MB Karina sosok yang sangat membutuhkan tulisan-tulisan disini
BalasHapusAamiin yaa robbal alamiin. Semoga banyak mbak Karina lainnya yang berkunjung ke sini :)
Hapus" ... perempuan juga bisa beramal, berkarya, dan berkontribusi bagi kemaslahatan umat. Hidup ialah meraih sebanyak-banyaknya keberkahan dengan memperhatikan sesama." Sepakat sekali dengan ini. Semoga semakin banyak sosok Mbak Karina lainnya yang terinspirasi dari blog ini. Semangat Mbak Insani 🔥
BalasHapusAamiin. Semangat juga mbak Iis
HapusMbak Karina panutan sekali, ibu sekaligus pendidik
BalasHapusSemoga mbak Fafa kelak jadi perempuan dan ibu panutan juga yaa
HapusImpian mbk karin mulia sekali, ingin punya lembaga sosialnya sendiri, semoga bisa membangun sekolah berbasis ajaran Islam untuk anak-anak yang membutuhkan seperti yang diimpikan...
BalasHapus