Langsung ke konten utama

Intisari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan


Intisari pemikiran KHD tentang pendidikan


Hai edukers, sepakat nggak sih kalau pendidikan bisa dikatakan kebutuhan primer manusia? Tidak hanya pakaian dan makanan, manusia juga membutuhkan ilmu pengetahuan serta aplikasinya di dalam kehidupan ya edukers.

Melalui pendidikan, banyak perubahan terjadi tidak sekadar pada individu. Namun juga bisa membawa perubahan pada suatu bangsa atau negeri.

Salah satu perubahan besar dalam kehidupan manusia terutama bangsa Indonesia ialah kemerdekaan. Tak dapat dipungkiri, perjuangan meraih kemerdekaan melibatkan banyak tokoh dengan latar belakang pendidikan tinggi. Selain itu, perjuangan meraih kemerdekaan juga dilalui berbagai cara semisal melalui jalur pendidikan.

Ngomongin perjuangan jalur pendidikan, tentunya edukers nggak bakal lupa atau bahkan sampai tidak tahu tokoh ini. Bisa langsung kepikiran dong ya siapakah beliau?

Tokoh nasional yang disebut sebagai ‘Bapak Pendidikan’ ini dikenal juga sebagai pendiri Taman Siswa sekaligus Menteri Pendidikan pertama yang menjabat pasca kemerdekaan edukers. Beliau ialah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau nama tenarnya tak lain tak bukan yang kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara.

Sebagai tokoh yang mendapatkan gelar Bapak Penidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara tentunya memiliki pengaruh bagi dunia pendidikan Indonesia. Lalu bagaimana intisari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan?

Tentang Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan


Lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh penting dalam pergerakan pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Ia dikenal sebagai pendiri Taman Siswa, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada semua lapisan masyarakat, terutama yang kurang mampu. Ia juga dikenal sebagai pelopor dalam konsep pendidikan karakter dan pengembangan kemandirian dalam belajar.

Salah satu konsep penting yang diperjuangkannya adalah konsep "Tut Wuri Handayani", yang artinya "seperti kuku dan daging yang saling melengkapi". Konsep ini menggambarkan hubungan saling ketergantungan antara guru dan murid dalam proses pendidikan.

Ki Hadjar Dewantara juga aktif dalam bidang kebudayaan dan seni. Ia menggagas Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati pada tanggal 20 Mei untuk mengenang peran dan kontribusi pahlawan-pahlawan Indonesia dalam perjuangan merebut kemerdekaan.

Pemikiran-pemikiran beliau tentang pendidikan masih relevan dan tetap digunakan hingga saat ini. Mau tahu? Yuk simak lebih lanjut intisari pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara edukers.


Dasar-dasar Pendidikan

Pemikiran Dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara


Ki Hadjar Dewantara memiliki pandangan yang mendalam tentang dasar-dasar pendidikan yang harus dijunjung tinggi. Beberapa prinsip dasar pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan untuk Semua

Ki Hadjar Dewantara mendukung akses pendidikan yang merata bagi semua lapisan masyarakat. Ia berjuang agar pendidikan tidak hanya terbatas pada kalangan yang mampu secara finansial, melainkan dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang latar belakang ekonomi.

2. Ing Ngarsa Sung Tulada

Prinsip ini berarti "dalam diri sendiri telah tersimpan segala pengetahuan". Bisa juga diartikan sebagai “di depan memberikan teladan”. Ki Hadjar Dewantara memaknai pendidikan mampu memberikan contoh yang baik, karena pendidikan dapat diajarkan, disampaikan dan atau ditunjukkan dari pengetahuan yang ada pada diri sendiri. .

3. Ing Madya Mangun Karsa

Kalimat ini dapat diartikan "Di tengah-tengah berdiri tujuan". Dalam konteks pendidikan, makna dari semboyan ini mengandung pesan bahwa pendidikan seharusnya menginspirasi dan membimbing peserta didik untuk memiliki tujuan hidup yang jelas, serta mendorong mereka untuk mengembangkan cita-cita dan potensi dalam kehidupan.

4. Tut Wuri Handayani

Prinsip ini menggambarkan hubungan yang saling melengkapi antara guru (wuri) dan murid (tut). Guru diibaratkan sebagai kuku yang tajam yang membentuk dan membimbing murid, sedangkan murid adalah daging yang melindungi dan menghormati guru. Prinsip ini menekankan pentingnya hubungan saling pengertian, ketergantungan, dan saling menghormati dalam pendidikan.

Kalimat Tut Wuri Handayani juga bisa berarti “Di belakang dapat memberikan dorongan”. Dapat dimaklumi ya edukers belajar merupakan hal yang membosankan dan mungkin pernah dirasakan semua orang. Nah, saat murid tak memiliki semangat dalam proses belajar, di sinilah guru harus mampu menjadi penggerak atau motivator agar semangat belajarnya.

5. Pendidikan Karakter

Selain pengetahuan akademis, Ki Hadjar Dewantara sangat menekankan pembentukan karakter yang baik pada peserta didik. Ia berpendapat bahwa pendidikan seharusnya juga memperhatikan aspek moral, etika, dan kepribadian agar individu dapat menjadi anggota masyarakat yang berbudi pekerti luhur.

Kalau ngomongin pendidikan karakter pastinya kita tak perlu jauh-jauh mencari kriteria seperti apa yang sesuai. Karena Indonesia sudah punya Pancasila ya edukers. Setiap silanya bisa dicitrakan sebagai profil bangsa. Inilah yang kini juga kita kenal sebagai Profil Pelajar Pancasila.

Nah itulah prinsip dasar pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Kalau ditanya bagaimana pendidikan menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara apa aja? Jawaban sebenarnya bakal lebih banyak lagi penjelasannya ya edukers. Tapi, intisari utama dari pemikiran beliau tentang pendidikan ialah, kebebasan. Makna kebebasan ini dimaksud memerdekakan manusia, namun bukan berarti bablas apapun diterabas lho ya.

Membahas soal intisari pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara yang berarti merdeka, berikut penjelasan singkatnya.

Menjadi Manusia Merdeka

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang Pendidikan


Pendidikan sejatinya ada untuk memerdekakan. Dengan meraih akses pendidikan, manusia akan memiliki kemerdekaan untuk terus menerus mengembangkan diri hingga optimal, menjadi individu berkualitas, memiliki kebebasan untuk belajar dan berkontribusi dalam kehidupan.

Pemikiran beliau ini yang kemudian juga menjadi filosofi pendidikan yang dibangkitkan kembali melalui kurikulum nasional. Diharapkan murid-murid di Indonesia bisa meraih merdeka belajar serta diberikan akses untuk mengembangkan diri sesuai minat dan potensinya.

Kendati demikian, meski murid diberikan kebebasan dalam belajar, namun mereka juga dibentuk agar memiliki profil pelajar Pancasila. Oleh karena itu, pendidikan karakter dan kebebasan dalam proses belajar dapat berjalan beriringan.

Pemikirannya tentang pendidikan, inklusivitas, nasionalisme, dan karakter tetap relevan hingga hari ini. Nah tak heran ya edukers kalau intisari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan masih digunakan bahkan di era digital seperti ini.

Komentar

  1. Salah satu tokoh yang wajib menjadi panutan para pendidik ya

    BalasHapus
  2. kerenn banget kak mengusung artikel tentang bapak pendidikan 👏🏼

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe afwan dan terimakasih uda mampir ya kak

      Hapus

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...