Langsung ke konten utama

Parenting: Ilmu Penting yang Tak Diajarkan di Sekolah

manfaat parenting

 

Al – Ummu Madrasah Al – ula, ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Dari seorang ibu, pertama kalinya anak belajar mengenai teladan, nilai kehidupan dan norma-norma. Sosok ibu hadir sebagai figur yang menjadi percontohan bagi anak. Secara alamiah kedekatan fisik maupun emosional anak dengan ibu terjalin bahkan semenjak dalam kandungan. Kasih sayang dan pola asuh yang baik dari ibu akan menentukan karakter dan kepribadian positif bagi anak. 

Upaya membentuk manusia yang baik juga akan menentukan seberapa berkualitasnya generasi. Oleh karenanya keharusan dalam mendidik anak dengan baik bukan hanya dari ibu saja, namun juga didukung pula dari keterlibatan ayah di dalamnya. Peran pendidik seorang ayah bahkan termaktub dalam salah satu surat di Al-Qur'an. Disebutkan dalam QS. Lukman ayat 13-19 yang menyiratkan bahwa seorang ayah berperan sebagai pemimpin sekaligus pendidik bagi anaknya. 

Tanggung jawab dalam mendidik anak dengan baik bukan hanya bergantung pada ibu saja. Meskipun ibu dijuluki madrasah pertama bagi anak. Ayah juga berperan besar ibarat menjadi kepala madrasahnya. Sebagai seorang kepala madrasah dalam keluarga ayah bertanggung jawab mendidik anak sekaligus mengajak anggota keluarga agar senantiasa melakukan kebaikan yang mendatangkan pahala.

Usaha untuk mendidik anak yang dilakukan dalam lingkup keluarga kemudian disebut sebagai parenting. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk mendidik anak, apalagi pertanggungjawabannya besar. Maka parenting menjadi pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan orangtua dalam mengasuh anak. 

Sayangnya ilmu parenting tak serta merta dimiliki setiap pasangan suami istri saat resmi menikah atau menjelang berstatus orangtua. Padahal ada banyak hal yang perlu dipelajari dalam kaitannya parenting untuk anak. Tantangan dan kesulitan parenting juga dirasakan sendiri dari pengalaman penulis. Meskipun telah mencoba belajar dan membaca berbagai literasi seputar parenting, ternyata mempersiapkan diri sebagai pendidik dalam keluarga tetaplah tak mudah. 

Belajar parenting pun harus didorong dengan niat dan antusiasme individu, seolah bukan menjadi kewajiban. Calon orangtua atau orangtua harus memiliki inisiatif sendiri jika ingin belajar parenting, entah dari kursus seperti seminar, konsultasi atau membaca buku-buku. Alhasil beberapa orangtua mungkin kebingungan atau tak memahami esensi mendidik dalam keluarga. Ketika masuk usia sekolah, terkadang tanggung jawab terhadap pendidikan anak diserahkan begitu saja pada guru atau pihak sekolah. 

Keterlibatan orangtua dalam mendidik anak menentukan pondasi karakter dan kepribadian positifnya. Apabila orangtua kurang terlibat atau mungkin terkesan acuh, maka tujuan pendidikan yang baik bagi anak bisa jadi tidak optimal. Sangat disayangkan, jika kita sebagai orangtua tidak memberikan pengaruh besar yang baik untuk anak. Lalu, bagaimana kita akan bertanggung jawab nantinya? 

Parenting sudah pasti ilmu penting yang diharapkan bisa dipelajari maupun diterapkan orangtua dalam pengasuhan anaknya. Meskipun kita tak berkesempatan mempelajarinya semasa sekolah, namun selalu ada kesempatan untuk berbenah. Mari melibatkan diri dalam proses bertumbuh dan berkembang anak. Agar anak merasakan manfaat dari hadirnya orangtua. 

Komentar

  1. Kalau anak sudah agak susah dikontrol, biasanya sinyal kalo ortu perlu ugrade ilmu parenting. Memang sering bingung sih kita sebagai orang tua, di tengah membersamai anak dan kesibukan kadang merasa ada hal yang salah. Ternyata itu karena bekal kita belum cukup memadai sebagai orang tua dengan ilmu kepengasuhan. Jadi mang harus selalu dekat sama komunitas parenting lah minimal, biar kecipratan ilmunya

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...