Langsung ke konten utama

Njalari Kuwatir Bag. Ke-2

Sebelumnya, Ranti terpaku dengan iringan warga yang berjalan bersama menuju pertunjukkan wayang kulit di rumah Eyang. Tanpa mengenakan alas kaki, ia diam menyaksikan keramaian, hingga kemudian sentuhan lembut tangan perempuan berkebaya kuning dengan aroma semerbak bunga menepuk bahunya. Belum sempat ia melihat parasnya, si perempuan itu pergi meninggalkan Ranti. Tak lama setelahnya, Sumi kawan Ranti memanggilnya dan mengajaknya menyasikan pertunjukkan wayang kulit bersamanya. 


----------------------------------------------------------------------

Meski berjalan tak makan waktu lama, aku dan Sumi telah sampai di tempat pertunjukan wayang. Obor-obor besar dari bambu tertancap kuat di tanah, angin masih sesekali bertiup sehingga api bergoyang-goyang, beberapa obor kecil lainnya juga ada yang dipasang di pohon. Lentera kaca berwarna coklat kekuningan juga digantungkan di gapura memasuki rumah eyang. Setelah gapura ada halaman terhampar cukup luas di rumah Eyang yang digunakan sebagai tempat pertunjukan, tempat itu kini telah penuh sesak, bukan hanya dari warga desa Pelem, akan tetapi juga warga desa sebelah hadir tak ingin melewatkan hiburan rakyat yang diadakan eyang. 

Dari beberapa obrolan warga yang tak sengaja aku dengar di sepanjang perjalanan tadi, eyang memang terkenal sebagai sosok priyayi yang baik dan peduli dengan rakyat kecil. Banyak warga yang terbantu olehnya saat mengalami kesulitan, ia juga tak segan melawan para kompeni, di saat priyayi lain menjadi sekutu mereka. Ditambah ada beberapa desus dan rumor yang tersebar akhir-akhir ini, bahwa eyang merupakan salah satu murid dari Pangeran Diponegoro. Namanya cukup santer dibahas para warga pribumi bahkan di kalangan kompeni pula, mengingat akibat perlawanan dan strategi gerilya yang dilakukan Pangeran Diponegoro, para kompeni mengalami kerugian cukup besar dan banyak modal yang dikeluarkan untuk pembiayaan di bidang militer. Maka tak heran, selain warga pribumi yang berdatangan, beberapa prajurit Belanda juga diterjunkan untuk melakukan pengawasan ketat. Bahkan setiap orang yang masuk pasti diperhatikan dan diperiksa terlebih dulu sebelum memasuki halaman rumah eyang. Para prajurit itu berseragam lengkap dengan pakaian serba hitam, kalau bukan perawakan badan mereka yang tinggi, besar dan kekar mungkin keberadaan mereka tak cukup terlihat dengan jelas. Mereka juga terus berjalan dan berjaga, mengawasi dengan siaga di sekitar pintu masuk halaman rumah eyang. 

Aku dan Sumi berhasil memasuki halaman rumah eyang dengan aman, kemudian mendapatkan tempat duduk di barisan agak belakang, namun masih bisa memperhatikan arena pagelaran dengan cukup jelas. Di sekitar halaman orang-orang dewasa duduk bersila dengan tertata dan rapi, sedangkan anak-anak belum bisa tenang, berkeliaran dan bermain seenaknya. Beberapa dari mereka ada yang menempati tempat terdekat di sisi karawitan, kepala mereka menyembul di antara keramaian dan mengganggu pandangan.

 Berduyun-duyun warga tak henti berdatangan. Pertunjukan wayang kulit dimulai dengan beberapa pakem tabuhan oleh para nayaga. Dilanjutkan dengan macapat yang dituturkan penabuh bonang sekaligus merangkap sebagai pranata acara. 

Prajêng Medhang Kamulan winarni,
Diceritakan mengenai kerajaan Medhang Kamulan,

narèndrâdi Sri Jayalengkara,
Ketika sang raja agung Sri Jayalengkara

kang jumeneng nerpatiné,
yang bertahta sebagai raja

ambek santa budi alus,
memiliki pikiran tenang dan berbudi halus

nata dibya putus ing niti,
raja utama pandai dalam ilmu politik

asih ing wadya tantra,
Mengasihi para bala tentara

paramartêng wadu,
Sayang terhadap para wanita

widagdêng mring kasudiran,
Teguh terhadap jiwa kepahlawanan

sida sedya putus ing agal lan alit,
Berhasil dalam berkarya secara lahiriah maupun batiniah

tan kènger ing aksara.
Tidak terpengaruh sihir

Selesai menuturkan macapat dhandhang gula, pranata acara mempersilakan tuan rumah yang menyelenggarakan pertunjukan wayang kulit malam itu untuk memasuki arena pagelaran. Tak lain eyang lah yang dimaksudnya. 

Seketika suara-suara gamelan, suara orang-orang yang semula riuh rendah pun terdiam sejenak. Mereka memperhatikan dan menunggu kehadiran sang tuan rumah. Bahkan anak-anak kecil yang sedari tadi paling riuh dan tak bisa tenang pun ikut terdiam. Seolah menghormati sosok manusia yang akan hadir dan datang di tengah acara pagelaran wayang kulit malam ini.L

Bersambung...

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...