Langsung ke konten utama

Njalari Kuwatir Bag. Ke-4


 Sebelumnya pagelaran wayang kulit akan dimulai. Para sinden memasuki arena dan duduk di posisinya masing-masing. Salah seorang sinden termuda yang memasuki arena terakhir menyita perhatian semua orang yang datang menyaksikan pagelaran. Hingga ketakjuban itu terputus karena lampu minyak dan obor dimatikan. Hanya blencong, satu-satunya lampu yang masih menyala. Menyinari wayang kulit hingga menimbulkan bayangan hitam dibalik kelir putih. Gunungan yang telah ditancapkan ditarik dari pelepah pisang. Pagelaran wayang dimulai.

-----------------------------------------------------------------------

Dalang mengawali cerita dan pertunjukan dari asal muasal kelahiran Anoman. Kera putih putra Anjani dan Bayu. Ibunya sebenarnya merupakan bidadari yang bernama  Punjikastala. Namun kemudian terlahir sebagai wanara wanita karena adanya suatu kutukan. Kutukan tersebut bisa berakhir apabila dia bisa melahirkan seorang putra yang merupakan penitisan dari Dewa Siwa. 

Cerita kemudian dilanjutkan dengan masa kecil Anoman hingga masa pertemuan nya dengan Rama dan upayanya membantu mencari Sinta. Hingga sampai di mana Anoman menemukan Sinta yang diculik dan dirayu oleh Rahwana. Anoman kemudian membawa bala bantuan dan pasukan wanara lainnya. Dalam pertempuran besar ia melawan banyak tentara raksasa, hingga membuat terbakarnya Alengka. 

Cerita tentang Anoman dan keberaniannya menaklukan kejahatan yang dipimpin Rahwana berlangsung hampir 3 jam. Meskipun cukup lama tampaknya tak membuat penonton merasa jenuh. Sumi juga masih bersemangat dan sungguh-sungguh menyaksikan pertunjukan itu. Tak begitu denganku, mataku sudah mulai lelah dan mengantuk. Aku ingin pulang, namun aku tak tau harus kemana. Satu-satunya orang yang kukenal disini hanyalah Sumi. 

Malam kian pekat, dingin hembusan angin yang mengiringi keberangkatan menuju pagelaran kini telah hilang. Suara lain mulai bermunculan. "Kukuruyuuuk" Ayam jago berlomba bersautan di balik kandang. Nampaknya malam hendak berganti dini hari. Pertempuran besar penuh api berkobar menjadi klimaks dari keseluruhan pertunjukan wayang. Eyang sebagai dalang mengambil gunungan, memuntir ujungnya dengan memutar, kemudian menyatukan keduanya di tengah kelir. Kini, gunungan telah ditancapkan dengan sempurna. Dalang undur diri dengan narasi akhir dari pranata acara. Gamelan ditabuh seiring dengan tembang penutup pertunjukan. Lampu-lampu minyak dan obor kembali dinyalakan, blencong yang mulanya menyinari pertunjukan, kini tak terlihat lagi sinarnya. 

Sebagai penutup terakhir, pranata acara menyampaikan pesan penting dari pertunjukan wayang kulit yang ditampilkan malam itu. Karena aku cukup lelah dan mulai bosan, aku menanyakan pada Sumi apa yang disampaikan pranata acara. 

"Bahwa kebaikan akan selalu menang, dan dibalik setiap kesulitan pasti akan ada kebahagiaan juga hal baik yang didapatkan" Begitu Sumi menyampaikan ulang pesan tersebut sambil tersenyum padaku. 

"Sudah yuk pulang, besok aku harus membantu ibu mencari kayu bakar dan bahan makanan di hutan. Mulai besok kita harus bersiap untuk kemungkinan masa paceklik mendatang. Tahu sendiri hasil panen kita terbatas, itupun masih harus dijual beberapa ke pihak kompeni dengan harga murah" jelas Sumi.

"Oh iya-iya. Tunggu biar mereka dulu yang keluar. Jadi enak pulangnya" kataku.

"Baiklah kalau begitu" kata Sumi mengiyakan.

Aku memperhatikan sekeliling, kemudian melihat arena pertunjukan wayang kulit. Para nayaga merapikan gamelan dan alat penabuhnya dengan rapi. Para sinden mulai undur diri. Aku perhatikan kesibukan mereka dengan seksama, tanpa sengaja aku juga memperhatikan kepergian para sinden. Kulihat dari belakang sisi sinden termuda dari belakang. Nampaknua sosok itu tidak asing, bukankah dia perempuan yang menepuk bahuku dan mengajakku untuk menonton pertunjukan wayang malam ini?

Setelah sekian lama aku mengamati sosoknya, cukup terlambat aku menyadarinya. "Eh Sum, sinden termuda yang cantik tadi itu siapa ya?" Tanyaku pada Sumi.

"Loh kowe ki piye to Ran. Dia itu raden putri Rahayu. Anaknya eyang yang paling bungsu. Sekaligus satu-satunya anak perempuan nya Eyang. Kok iso kamu nggak tau" kata Sumi.

"Oh begitu ya. Tadi pas mau kesini dia nepuk bahuku, ngajak nonton wayang kulit malam ini" jelasku.

"Weh kok sangar men. Dia jarang banget keluar lho. Kalaupun keluar pasti didampingi sama rewang kepercayaan. Beruntung kamu ran" kata Sumi. 

Bersambung...

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung. Tambahkan komentar untuk mendukung blog ini yaa.

Postingan populer dari blog ini

Baby Blues Syndrome: Jatuh Cinta yang Bisa Berujung Derita, Bagaimana Mencegahnya?

  "Jatuh Cinta Tak Selalu Datang bersama Bahagia" , kalimat yang mengungkapkan betapa indah dan bahagianya ketika kesempatan menjadi seorang ibu tiba. Saat sembilan bulan lamanya membawa calon manusia di tubuh yang mulanya lincah, lalu harus merasa berbagai perubahan diri yang tak mudah. Kiranya akan serasa ringan dan sangat bahagia begitu bayi terlahir ke dunia. Namun kenyataannya banyak hal yang dirasakan begitu menantang dan sangat baru saat menjadi ibu. Melihat paras lugu dari kehadiran bayi yang selama ini amat ditunggu, menyentuh jemari mungil dan tubuh yang begitu kecil, rasa terharu dan jatuh cinta pandangan pertama dengan cepat lalu hadir. Sayangnya memang benar cinta butuh pengorbanan, begitupun jatuh cinta yang satu ini. Tak selalu bahagia, tentu saja sebagai seorang ibu kemudian dipaksa melalui berbagai hal seperti rasa kesal, kecewa bahkan luka yang dibawa.  Mengawali hari pertama saat proses berjuang usai namun begitu melelahkan. Baik persalinan normal maupun op...

Doremi English: Kursus Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Mudah dan Menyenangkan

Ayah bunda pasti akrab dengan pepatah ini, “buku adalah jendela dunia” . Iya, karena dengan membaca buku sama halnya dengan membuka wawasan dan pengetahuan baru, bahkan dari sisi dunia yang berbeda. Kalau buku dianggap sebagai jendela dunia, maka bahasa merupakan jendela mempelajari budaya. Sepakat dengan pernyataan itu nggak ayah bunda? Bahasa menjadi alat komunikasi bagi sesama manusia. Bukan hanya menguasai bahasa sendiri, belajar bahasa asing juga sama pentingya. Tidak hanya untuk mempelajari budaya suatu bangsa, dengan kemampuan bahasa asing banyak manfaat yang bisa didapatkan. Manfaat belajar bahasa asing diantaranya mengantarkan seseorang pada pengalaman baru, meningkatkan kepercayaan diri, kemungkinan masa depan cemerlang, dan kesempatan baik lainnya. Tak heran, mempelajari bahasa asing dianggap perlu. Terutama mengajarkan bahasa Inggris pada anak. Lalu, kenapa sih ayah bunda perlu mengajarkan bahasa Inggris pada anak? Manfaat Mengajarkan Bahasa Inggris pada Anak Bahasa Inggri...

Jangan Biarkan, Ini Resiko Mata Kering dan Solusinya!

Kondisi mata lelah. Sumber: pexels.com Pagi ini, saya terbangun cukup kesiangan lagi. Terutama memasuki tahun 2024 ini. Saya bisa bangun tidur paling awal pukul 6. Padahal dulu bisa bangun waktu subuh. Hal itu saya rasa karena mata begitu pedih. Bukan tanpa alasan, mata saya terasa kering karena setiap hari menatap layar laptop berjam-jam. Untuk mengerjakan tugas kuliah hingga menuntaskan pekerjaan, semua saya lakukan melalui laptop. Pernah beberapa waktu lalu saya menatap layar laptop dari jam setengah delapan hingga tengah malam. Alhasil saya beranjak tidur dalam keadaan mata kering, lalu bangun dalam kondisi mata berat sekali untuk dibuka. Rasanya sungguh tak nyaman, apalagi hal tersebut saya alami berulang. Sudahlah mata pedih saat menjelang tidur, pun bangun tidur yang dituju pertama buka gawai. Mikirnya sih biar mata bisa melek. Duh, tapi jadinya mata semakin kering. Saya jadi risau juga, kalau kondisi tidak menyenangkan ini terus terjadi. Gimana ya kondisi mata saya? Nah, sebena...