Mencari hidangan sederhana tapi rasa istimewa di malam hari? Salah satu makanan khas Kota Solo ini bisa menjadi pilihanmu, disajikan hangat dengan cita rasa gurih dan nikmat, apalagi kalau bukan nasi liwet. Setiap menjelang malam, banyak pedagang nasi liwet yang mulai bersiap menjajakan dagangan nya di seputar kota Solo. Lapak pedagang nasi liwet terutama digelar di amperan toko, trotoar atau di pinggir jalan.
Nasi liwet khas Solo seringkali disajikan di atas daun pisang yang dipincuk (dilipat hingga sisi bagian melancip/segitiga). Rasa gurih dan nikmat didapat dari nasi yang dimasak dengan campuran santan kental, sereh, daun pandan, bawang merah, bawang putih, lengkuas juga garam secukupnya. Tak hanya nasi yang disajikan kaya akan bumbu. Nasi liwet juga dilengkapi dengan lauk utama seperti ayam kampung suwir, sayur labu siam, telur bacem (masak kecap), lantas dibubuhkan sari santan kelapa (areh) di atasnya, tak lupa cabai rawit merah rebus (cabe setan) ditambahkan agar cita rasa pedas semakin melengkapi. Pilihan lauk lainnya juga ada, jika ingin menambah variasi menikmati nasi liwetnya. Seperti tahu tempe bacem atau goreng, kerupuk karak atau rambak, bisa juga tambahan bagian ayam seperti jeroan, paha, sayap atau kepala.
Selain menyediakan nasi liwet, tak jarang pedagang juga menjual hidangan khas Solo lainnya, seperti gudeg Solo, Cabuk Rambak, Ketan Bubuk Kedelai, Pecel Gendar atau juga Bubur Lemu. Jadi pembeli tak hanya bisa menikmati nasi liwet, tapi juga bisa mencoba hidangan lainnya.
Di Solo cukup lumrah pedagang nasi liwet ada di berbagai sudut kota, hidangan yang disajikan dalam kombinasi utuh berupa rasa gurih, hangat dan pedas telah melekat dari lidah turun ke hati, bagi warga Solo juga bagi para pelancong. Ditelisik dari sejarahnya, sebenarnya nasi liwet bukan benar-benar berasal atau dibuat oleh warga asli Solo. Akan tetapi datang dari warga desa Menuran, Sukoharjo yang mencoba menjajakan dagangannya di sekitar Solo pada tahun 1934. Dalam buku "Kuliner Surakarta: Mencipta Rasa Penuh Nuansa" karya Murdjati Gardjito, Shinta Teviningrum dan Swastika Dewi terbitan PT Gramedia Utama menyebutkan, dari situlah asal muasal nasi liwet yang kemudian mulai dikenal dan juga dikonsumsi oleh keluarga bangsawan atau kesunanan, sehingga kini akrab jadi kuliner khas kota Solo.
Ada beberapa tempat makan yang sangat tekenal nasi liwetnya di kota Solo. Ada nasi liwet Bu Wongso Lemu yang mulai berjualan di tahun 1950, tempat makan ini yang paling populer bila menyebut nasi liwet Solo, lokasinya di daerah Keprabon. Selain di Bu Wongso Lemu, nasi liwet Solo yang cukup terkenal ada di Bu Sarmi, yang berlokasi di Lojiwetan, disini juga cukup ramai, terutama karena bersebelahan dengan susu segar "Shi Jack", beberapa food vlogger juga pernah bekunjung kesini, salah satunya Hari Jisun, lokasinya berada di Lojiwetan (timur benteng Vestenburg). Ada pula warung nasi liwet Yu Sani yang juga tak kalah ramai dan nikmatnya, yang berlokasi di Solo Baru dan Jalan Veteran. Khusus bagi penulis sendiri, baru mencoba di warung nasi liwet Yu Sani, rasanya memang pas atau sesuai untuk orang luar Solo. Atau bisa juga coba nasi liwet di belakang Pasar Gede, ada simbah yang berjualan dengan menggelar lapak kecil di depan tempat laundry. Hanya saja simbah menjual nasi liwetnya pagi, biasanya dari jam 06.00-10.00, penulis sangat menyukai nasi liwet simbah karena selain rasanya yang enak dan pas, juga harganya lebih terjangkau dibandingkan warung nasi liwet yang lebih terkenal di atas. Pastikan menikmati hidangan yang satu ini, bila anda berkunjung atau melancong di kota Solo, yaa.
Posting Komentar